Cabai Rawit vs Cabai Merah Besar: Mana yang Lebih Mudah Ditanam?

Bagi para pecinta berkebun, cabai adalah salah satu tanaman yang paling menyenangkan untuk dibudidayakan. Selain mudah tumbuh, cabai juga memiliki banyak manfaat, baik untuk masakan maupun untuk kesehatan. Namun, ketika berbicara tentang jenis cabai, ada dua yang paling sering dibicarakan, yaitu cabai rawit dan cabai merah besar. Keduanya memiliki keunikan masing-masing, dan tentunya, cara menanamnya juga sedikit berbeda. Nah, kalau kamu bingung memilih mana yang lebih mudah ditanam, simak perbandingan antara cabai rawit dan cabai merah besar berikut ini!

1. Perbedaan Dasar Antara Cabai Rawit dan Cabai Merah Besar

Sebelum masuk ke cara menanamnya, mari kita pahami dulu perbedaan antara kedua jenis cabai ini.

Cabai Rawit
Cabai rawit atau cabai kecil sering kali dikenal dengan tingkat kepedasannya yang sangat tinggi. Ukurannya yang kecil membuatnya lebih mudah tumbuh di berbagai tempat, baik itu di kebun rumah maupun dalam pot kecil. Cabai rawit lebih sering digunakan dalam masakan pedas dan memiliki cita rasa yang khas.

Cabai Merah Besar
Cabai merah besar, di sisi lain, memiliki ukuran yang lebih besar dan warna merah yang mencolok. Rasanya lebih lembut dibandingkan cabai rawit, namun tetap memberikan sensasi pedas yang cukup. Cabai ini lebih sering digunakan sebagai bahan utama sambal atau dalam masakan yang membutuhkan potongan cabai besar.

Cabai Rawit vs Cabai Merah Besar


2. Kondisi Tanah yang Diperlukan

Cabai Rawit
Tanaman cabai rawit tidak memerlukan tanah yang terlalu kaya akan unsur hara. Tanah yang cukup gembur dengan drainase yang baik sudah cukup untuk menanam cabai jenis ini. Bahkan, cabai rawit bisa tumbuh dengan baik dalam tanah yang kurang subur, asalkan mendapatkan cukup sinar matahari.

Cabai Merah Besar
Berbeda dengan cabai rawit, cabai merah besar membutuhkan tanah yang lebih subur dan kaya akan unsur hara. Tanaman ini juga membutuhkan tanah dengan pH yang sedikit lebih rendah dan lebih banyak perawatan dalam hal pemberian pupuk. Tanah yang terlalu keras atau kurang subur bisa menghambat pertumbuhannya.

Tips: Untuk kedua jenis cabai, pastikan tanah yang digunakan tidak tergenang air dan memiliki drainase yang baik. Untuk cabai merah besar, kamu bisa menambah kompos atau pupuk kandang agar tanah lebih subur.

3. Penyiraman dan Kelembapan

Cabai Rawit
Cabai rawit lebih tahan terhadap kekeringan dibandingkan dengan cabai merah besar. Meski demikian, cabai ini tetap membutuhkan penyiraman secara teratur. Penyiraman yang berlebihan bisa menyebabkan akar cabai rawit membusuk. Cukup siram tanaman cabai rawit 2-3 kali seminggu, tergantung cuaca.

Cabai Merah Besar
Cabai merah besar, di sisi lain, membutuhkan lebih banyak air untuk tumbuh dengan optimal. Penyiraman yang teratur dan cukup sangat penting untuk memastikan pertumbuhannya. Jika kekurangan air, cabai merah besar bisa mengalami penurunan produksi buah atau bahkan layu. Pastikan tanah tetap lembap, tetapi tidak tergenang air.

Tips: Gunakan sistem irigasi tetes atau selang air untuk mengatur kelembapan tanah, terutama pada musim kemarau.

4. Pemupukan yang Tepat

Cabai Rawit
Pemupukan untuk cabai rawit bisa lebih sederhana dibandingkan dengan cabai merah besar. Kamu bisa menggunakan pupuk kandang atau kompos yang kaya akan unsur hara dasar. Pupuk kimia juga bisa digunakan, tetapi dengan dosis yang lebih rendah.

Cabai Merah Besar
Cabai merah besar membutuhkan pemupukan yang lebih sering, terutama saat tanaman mulai berbunga. Pupuk yang digunakan bisa berupa pupuk NPK atau pupuk kandang yang kaya akan nitrogen, fosfor, dan kalium. Pemberian pupuk organik bisa dilakukan setiap 2 minggu sekali untuk meningkatkan hasil produksi.

Tips: Jangan lupa untuk memupuk cabai saat fase berbunga dan pembentukan buah agar hasilnya maksimal.

5. Penyakit dan Hama yang Umum

Cabai Rawit
Cabai rawit cenderung lebih tahan terhadap serangan hama dan penyakit. Namun, tetap ada kemungkinan diserang oleh kutu daun, ulat, atau jamur. Salah satu cara alami untuk mengatasinya adalah dengan menyemprotkan air rebusan daun sirih atau daun kunyit ke tanaman.

Cabai Merah Besar
Cabai merah besar lebih rentan terhadap penyakit jamur dan hama, terutama ketika cuaca lembap. Penyakit seperti busuk akar atau bercak daun sering menyerang tanaman cabai merah besar. Penggunaan fungisida atau pestisida alami bisa membantu menjaga kesehatan tanaman.

Tips: Periksa tanaman secara rutin untuk mendeteksi adanya hama atau penyakit. Gunakan pestisida alami jika memungkinkan agar tetap ramah lingkungan.

6. Kecepatan Pertumbuhan dan Waktu Panen

Cabai Rawit
Cabai rawit cenderung tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan cabai merah besar. Biasanya, cabai rawit sudah bisa dipanen dalam waktu 75 hingga 90 hari setelah penanaman. Tanaman ini juga dapat dipanen secara bertahap, sehingga hasilnya bisa terus diperoleh sepanjang musim.

Cabai Merah Besar
Cabai merah besar membutuhkan waktu yang sedikit lebih lama untuk tumbuh dan matang. Biasanya, cabai merah besar bisa dipanen setelah 90 hingga 120 hari. Meskipun memerlukan waktu lebih lama, cabai merah besar memiliki hasil yang lebih banyak dalam satu pohon.

Tips: Jika kamu ingin panen lebih cepat, cabai rawit bisa jadi pilihan yang lebih baik. Namun, jika menginginkan cabai yang lebih besar dan banyak, cabai merah besar adalah pilihan tepat.

7. Kemudahan dalam Menanam di Rumah

Cabai Rawit
Cabai rawit bisa tumbuh dengan baik di lahan yang terbatas, seperti di pot atau polybag. Ukurannya yang kecil memungkinkan kamu untuk menanamnya di halaman rumah yang sempit atau bahkan di balkon. Perawatan yang relatif mudah membuat cabai rawit cocok untuk pemula.

Cabai Merah Besar
Cabai merah besar membutuhkan ruang yang lebih luas untuk tumbuh, terutama jika kamu menanamnya dalam jumlah banyak. Jika menanam dalam pot, pilihlah pot yang cukup besar dan pastikan tanahnya cukup subur. Meskipun sedikit lebih rumit, cabai merah besar tetap bisa ditanam di rumah dengan pemeliharaan yang tepat.

8. Mana yang Lebih Mudah Ditanam?

Secara umum, cabai rawit lebih mudah ditanam dibandingkan dengan cabai merah besar. Cabai rawit lebih tahan terhadap berbagai kondisi tanah dan cuaca, serta tidak memerlukan perawatan yang rumit. Selain itu, cabai rawit lebih cepat panen dan bisa ditanam di lahan yang terbatas.

Namun, jika kamu memiliki ruang yang lebih luas dan ingin mencoba menanam cabai yang lebih besar dan berbuah banyak, cabai merah besar tetap menjadi pilihan yang baik. Dengan perawatan yang tepat, cabai merah besar juga bisa tumbuh dengan subur dan menghasilkan buah yang melimpah.


Kedua jenis cabai, baik cabai rawit maupun cabai merah besar, memiliki kelebihan dan tantangannya masing-masing. Untuk pemula yang ingin cepat panen dan tidak membutuhkan banyak ruang, cabai rawit adalah pilihan terbaik. Namun, jika kamu memiliki lebih banyak ruang dan ingin menanam cabai dengan hasil yang lebih besar, cabai merah besar bisa menjadi pilihan yang menarik.

Apapun pilihanmu, yang terpenting adalah memberikan perawatan yang tepat agar tanaman cabai tumbuh sehat dan menghasilkan buah yang banyak. Selamat berkebun, dan semoga sukses dengan tanamannya!

Posting Komentar untuk "Cabai Rawit vs Cabai Merah Besar: Mana yang Lebih Mudah Ditanam?"